Tangan
ibu-ibu rumah tangga itu nampak cekatan menggunting dan memotong lembaran kulit
sapi, yang hendak dimasak untuk bahan baku kerupuk rambak sapi mentah. Sembari
duduk di lantai, kaum ibu yang sehari-hari mengais rezeki sebagai energi kerja penggunting/pemotong
kulit sapi untuk bahan baku pembuatan kerupuk rambak sapi mentah, itu
sekali-sekali nampak berkelakar sesama rekannya. Kini, tak kurang terdapat 39
perajin UKM kerupuk rambak di Desa Kauman, Kecamatan Bangsal, Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur, yang sampai kini ini terus menggeliat sebagai potret
energi ekonomi rakyat. Tak hanya pemilik usaha kerupuk rambak sapi mentah yang
menikmati barokah, namun juga warga sekitar yang menjadi energi kerja pada UKM
itu.
Nurul
merasa mujur, usaha kerupuk rambak yang digeluti bersama suaminya berkembang
kencang. Kini ia sanggup mempekerjakan 23 pegawai, terdiri atas 11 energi kerja
laki-laki dan 12 energi kerja perempuan. Usahanya itupun memberikan sumber
penghasilan dan penghidupan kepada orang lain, terpenting warga Kauman. "Awalnya,
usaha ini kami kerjakan berdua dengan suami dibantu dengan adik. Alhamdulillah,
ketika krismon (krisis moneter) tahun 1997, kami dapat barokah orderan ke rupuk
rambak dari Jakarta sebanyak satu ton dengan harga per kilonya Rp 25.000,"
katanya. Rata-rata per pekan produksi kerupuk rambak yang dihasilkan Afi
Perkasa yang dimiliki Nurul Habibah dan Syaiful Fuad itu menempuh delapan
kuintal sampai satu ton kerupuk siap goreng. Sekiranya sedang ramai orderan
dalam bulan Mei sampai puasa, rata-rata per hari dapat menempuh satu ton
kerupuk rambak. Pasarnya tak hanya di Pulau Jawa, namun juga sampai Bali,
Kalimantan, dan Sulawesi. "Bahkan, ada pelanggan saya dari Surabaya yang
minta kiriman satu minggunya satu ton. Katanya untuk dikirim ke Arab Saudi,"
kata Nurul. Harga kerupuk rambak kulit sapi siap goreng yang dihasilkan
pasangan suami-istri asal Kauman itu, harganya bervariasi dan tergantung
kwalitas dan kualitasnya. Harga kkerupuk rambak kwalitas nomor satu Rp 52.000
per kg, kwalitas nomor dua Rp 50.000 per kg, dan kwalitas nomor tiga Rp 49.000
kg. "Keadaan cita rasa kerupuk rambak antara perajin satu dengan yang lain
dapat berbeda, karena amat tergantung hasil penggorengan akhir dalam pembuatan
kerupuk rambak " kata Syaiful Fuad. Desa Kauman amat populer dengan
sebutan kampung penghasil kerupuk rambak Bangsal. Dari tangan-tangan perajin
kerupuk rambak inilah Bangsal pun identik dengan kerupuk rambak. "Orang
memang mengenal kerupuk rambak Bangsal, namun aslinya kerupuk rambak dari desa
Kauman ini," kata Firman (20), perajin kerupuk rambak Rahayu di Desa
Kauman. Ongkos energi kerja penggorengan Rp 35.000-Rp 40.000 per hari, energi
kerja pengguntingan/pemotongan kulit rambak Rp 25.000-Rp 50.000 per hari,
energi penjemuran Rp 15.000 per hari, dan energi pengemasan Rp 12.000-Rp 15.000
per hari. "Kendala yang dihadapi pelaku usaha kecil kerupuk rambak lebih
pada cuaca . Sekiranya cuacanya mendung dan hujan, pengaruhnya pada penurunan
produksi," kata Firman. Bahan baku kulit sapi untuk kerupuk rambak, kata
Firman, sejauh ini tak ada keadaan sulit yang berarti. Pasokan bahan baku masih
lancar. "Suplai bahan baku tak ada keadaan sulit. Lazimnya perajin di
Kauman dapat pasokan bahan baku dari Mojoanyar, Purwosari, Magetan dan
Surabaya," katanya.
Cara
pembuatan kerupuk rambak, tak mudah. Sebelum diproses menjadi bahan baku
kerupuk rambak siap goreng, terpenting dahulu lembaran kulit sapi (ukuran 1
meter sampai 1,5 meter) harus direndam dengan air bercampur gamping selama dua
hari di dalam kolam kecil. Sesudah itu dicuci dengan air bersih, sampai tak
berbau gamping. Selanjutnya, direbus di wajan besar sampai 7 jam. Selepas itu,
dicuci dengan air bersih sampai dingin dan baru dijemur. "Cara
penjemurannya tak boleh sampai kering dan keras. Sesudah dijemur, lalu
digunting-gunting dan dipotong-potong menjadi stik kecil-kecil atau kotak-kotak
kecil," kata Firman. UKM kerupuk rambak kulit sapi yang menjadi salah satu
energi ekonomi rakyat, setidaknya mengisyaratkan realitas berkurangnya
pengangguran di pedesaan. "Yang pasti mengurangi pengangguran," kata
Firman. Adapun UKM Rayahu sendiri mempekerjakan tak kur ang tujuh karyawan
dengan hasil produksi kerupuk rambak sia p gore ng per bulannya rata-rata 2,1
ton. "Berdasarkan dapat lebih jika banyak orderan,
Kandungan Gizi
Kerupuk Rambak Kulit Sapi Mentah
Sentra
hasil penelitian dari Tak Penelitian Penyakit Bermacam-macam Menular , Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
menyimpulkan bahwa kerupuk rabak kulit ialah kerupuk yang paling bergizi
diperbandingkan dengan kerupuk nabati (dari tepung tapioka). Kerupuk macam gizi
seperti protein, karbohidrat dan lemak serta mineral terkandung didalamnya.
Berdasarkan rambak kulit mengandung 82,9 % protein, mineral seperti kalsium,
fosfor dan besi terkandung sebanyak 0,04%.
Disarankan
SNI-1996 , kerupuk rambak kulit ialah produk makanan ringan yang dihasilkan
dari kulit sapi atau kerbau lewat tahap cara kerja pembuangan bulu, pembersihan
kulit, perebusan, pengeringan, perendaman dengan bumbu untuk kerupuk rambak
kulit mentah dan dilanjutkan dengan penggorengan untuk kerupuk rambak kulit
siap konsumsi.
Hati-Hati Terhadap
Kerupuk Kulit Rambak Sapi Mentah Yang Berbahaya
Konsumen
kerupuk rambak kulit harus berhati-hati, karena bahan yang ditambahkan ketika
produksi kerupuk rambak kulit berbahaya bagi konsumen atau kulit sebagai bahan
baku berasal dari sisa industri penyamakan kulit yang masih mengandung bahan
kimia berbahaya misalnya chromium (Cr). Penelitian pada tahun 2004 di desa
Kauman dan desa Mejero Mojokerto Jawa Timur, rata-rata kerupuk rambak dari
kulit kerbau yang dihasilkan didaerah hal yang demikian mengandung chromium
(Cr) maksimum 4,12 mg/kg yang tentunya berbahaya jika dikonsumsi 4 bungkus atau
80 g dalam satu hari. Chromium mencemari lewat air sumur industri kerupuk
rambak di daerah Kauman, ialah sebesar 0,022 mg/l. Penelitian ini menganalisis
kadar chromium darah dan air kencing masyarakat yang mengkonsumsi kerupuk
rambak dengan masyarakat yang tak mengkonsumsi kerupuk rambak. Pada masyarakat
yang mengkonsumsi kerupuk rambak rata-rata kadar Chromium darah (0,15-0,71
μg/l) dan kadar Chromium air kencing (0,36-0,98 μg/l), meskipun masyarakat yang
tak mengkonsumsi kerupuk rambak rata-rata kadar chromium darah 0,00-0,25 μg/l
dan kadar chromium air kencing (0,00-0,07 μg/l). Kadar Cr dalam darah dan air
kencing masyarakat yang mengkonsumsi kerupuk rambak jika diperbandingkan
standar normal WHO (Cr darah dan air kencing (0,5 μg/l), yang telah melebihi
standart normal kadar Cr darahnya 43,3% dan air kemihnya 73%, hal ini
membuktikan bahwa kerupuk rambak yang bahan bakunya berasal dari limbah pabrik
kulit tak aman dikonsumsi. Keadaan untuk menerapkan kulit sapi segar sebagai
bahan baku kerupuk rambak kulit dan opsi untuk menurunkan kadar Cr pada bahan
baku kerupuk rambak dari limbah pabrik kulit dengan cara merendam asam cuka
pada cara kerja pembuatannya
Kulit
lokal yang kian susah diperoleh karena persaingan permintan untuk industry
penyamakan kulit, menyebabkan sebagian industri kerupuk rambak kulit menerapkan
kulit impor sebagai bahan bakunya. Kulit impor didatangkan dari Negara Korea
dan China, dari pemasok dan pedagang besar yang sanggup mengimpor secara
seketika dari luar negeri, yang lazimnya perdagangan kulit impor hal yang
demikian dijalankan secara ngumpet-ngumpet (tak dijalankan dipasar-pasar umum).
Keadaan yang timbul ialah jaminan kehalalan kulit impor yang akan dihasilkan
kerupuk rambak kulit, karena dikhawatirkan berasal dari kulit babi atau dari
kulit sapi yang dipotong secara tak halal. Disarankan KH. Abdurrahman Navis,
Ketua Bidang Fatwa MUI Jatim, menyuarakan kerupuk rambak kulit haram dikonsumsi
jika terbuat dari kulit yang tak terang kehalalannya, ialah kulit dari bangkai
(disembelih tak secara Islam), kulit impor dan kulit limbah. Kulit hal yang
demikian selain haram untuk dikonsumsi juga dapat mengakibatkan penyakit.
Tempat kerupuk rambak kulit yang terbuat dari kulit yang terang kehalalannya
karenanya halal untuk dikonsumsi. Fatwa haram rambak ialah salah satu dari 13
keadaan sulit yang dibahas dalam komisi fatwa di
Musyawarah
Yang MUI Jatim VIII di Islamic Center, Surabaya pada tanggal 28 Desember 2010.
Fokus
yang penting lainnya ialah mengenai sisa minyak goreng sesudah dipakai untuk
menggoreng kerupuk rambak kulit. Penelitian Rahayu dan Nurandani (2007),
meneliti pada industry pembuatan kerupuk rambak kulit Dwijoyo, Kendal,
menciptakan sisa minyak goreng sekitar 500 kg tiap-tiap bulan yang tak dapat
dipakai untuk menggoreng kerupuk rambak kulit lagi sehingga sisa minyak hal
yang demikian dibuang. Fokus ini amat berpotensi sebagai sumber polusi atau
pencemaran lingkungan karena mengandung besi (Fe) sekitar 26,806 mg/l.
Treatment yang dijalankan untuk mengurangi keadaan sulit hal yang demikian
ialah cara adsorpsi dengan menerapkan zeolite. Efisiensi penyisihan Fe yang
paling tinggi pada eksperimen batch diperoleh pada zeolite dengan ukuran 20-40
mesh dan berat media 8 gram sebesar 73,59% dan fokus efluen sebesar 7,08 mg/l. yang
dihasilkan belum memenuhi baku kwalitas yang diatur ialah sebesar 5 mg/l.
Untuk Pemesanan Kerupuk Rambak
Silahkan menghubungi pak Rahmat 0812-8113-5665
Per kilo brapa
ReplyDelete